Jumat, 01 Mei 2009

The Blind Eyes Have Cured The Blind Heart....

30 April 2009
-16.30 @ Lampu merah Palmerah -

That day, GOD has taught me something that touched my heart very deeply. Saya menyebut ini sebagai sebuah berkah. Sebuah anugrah yang mungkin tak akan didapatkan lagi oleh saya selama sisa hidup saya kelak.

Saya percaya itu semua bukanlah sebuah kebetulan. Setiap hal yang terjadi sudah dirancang sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Hari itu tak mungkin dapat saya lupakan seumur hidup saya. Saya sangat bersyukur bahwa saya boleh ada disitu pada waktu yang sangat tepat.

Saya...Mungkin saya bukanlah orang yang akan melakukan hal tersebut jika saya melihat kepada diri saya. Selama ini saya berpikir ingin melakukan sesuatu untuk orang-orang yang kurang mampu. Perasaan saya cenderung iba ketika melihat perbedaan yang cukup signifikan antara seorang dengan orang lain yang mungkin tak seberuntung saya dan beberapa orang disekitarnya. Namun saya hanya sekedar melihat dan simpati dalam hati saja. No action.. Dan selang beberapa menit saya akan melupakan rasa simpati itu karena harus berurusan dengan hal yang lainnya.

Hari yang cukup cerah. Ketika di dalam bus yang saya tumpangi harus memindahkah seisi penumpangnya ke bus yang lain. Ketika hendak pindah saya melihat seorang wanita paruh baya yang ternyata (maaf) seorang tunanetra. Dia hanya berteriak memanggil suaminya yang (juga) ternyata tunanetra. Sang suami telah dituntun oleh penumpang lain untuk pindah bus. Pada saat itu saya bingung. Apa yang harus saya lakukan. Saya ingin membantu namun saya ragu. Namun entah dari mana datangnya tiba-tiba tangan saya bergerak dengan sendirinya dan kemudian saya tersadar bahwa saya telah menuntun ibu itu untuk menuju bus pengganti tersebut.

Singkatnya, suami istri ini akhirnya dapat naik ke bus. Ibu itu masih memanggil anaknya yang kemudian menghampiri orang tuanya. Betapa kagetnya saya bahwa sang anak ternyata juga seorang tunanetra. Pada saat itu saya sedikit agak jengkel dan sedikit menggerutu karena kondektur bus itu cenderung menujukan sikap arogansi dan cenderung berkata kasar terhadap kami penumpang dari bus pindahan.

Kami kemudian diturunkan di pintu Tol Palmerah. Beberapa orang turun dengan terburu-buru dan akhirnya hanya ada 3 orang keluarga yang memiliki kekurangan dengan indra penglihatannya serta saya, teman saya dan seorang ibu yang hendak mencari taksi. Saya bingung, beberapa detik lalu saya masih melihat beberapa orang yang menuntun keluarga tadi turun dari bus, lantas mengapa sekarang mendadak hilang semuanya?

Saya dan teman saya bingung. Saya sempat berpikir bagaimana dengan keluarga ini? dan AJAIB. Lagi-lagi tangan saya seperti bergerak sendiri untuk kemudian menuntun sang anak untuk segera keluar dari pintu Tol. Mereka bertiga jalan bergandengan dan berurutan dengan teman saya di paling belakang untuk menjaga agar sang ayah yang ada di barisan belakang tidak berjalan terlalu ke tengah karena terlalu berbahaya. Sampai di pintu Tol seorang polisi lantas membantu kami menyebrang karena keluarga ini hendak melajutkan perjalanannya dengan menggunakan jasa ojek motor.

Benar-benar kejadian yang luar biasa buat saya. Seorang yang buta matanya telah menyembuhkan hati saya yang ternyata buta. Jika pada saat itu saya menggunakan akal pikiran saya, mungkin saya tidak akan menuntun keluarga itu. mungkin saya dapat lebih cepat untuk tiba di kantor dan untuk kemudian pulang kerumah. Namun jika itu terjadi maka saya tak akan pernah menyadari bahwa sesungguhnya MATA HATI SAYA BUTA.

Saya percaya bukan karena kekuatan dan kemampuan saya maka saya dan teman saya itu lantas membantu mereka. Saya percaya itu semua karena KASIH. KASIH yang telah TUHAN tanamkan dalam diri saya. KASIH yang sebelumnya tak pernah terlihat. KASIH yang lambat laun tumbuh. KASIH yang TUHAN telah karuniakan untuk setiap manusia.

Namun seringkali KASIH itu tak pernah muncul, karena KASIH tak pernah dipelihara, tak pernah dirawat, tak pernah diberi kesempatan untuk tumbuh. Namun, TUHAN tak pernah tinggal diam. TUHAN tetap setia merawat KASIH dalam hati kita. Dan ketika sudah waktunya untuk muncul, maka tak ada seorangpun yang dapat menahan aliran-aliran KASIH itu.

Setiap gerakan tangan saya saat itu, benar-benar tak pernah saya sadari. Saya tak pernah tahu persis kapan tangan saya mulai menuntun sang ibu untuk pindah bus. Kapan tangan itu mulai menuntun sang anak laki-laki untuk keluar dari jalan Tol. Semua bukan karena saya..Semua adalah karena TUHAN yang menggerakannya melalui saya. Sampai saat ini saya merasa tak pantas mendapat anugrah seperti itu. Karena TUHAN lah yang telah membuat saya pantas maka saya beroleh kesempatan itu.

Hal lain yang saya pelajari, bahwa TUHAN SELALU TEPAT DALAM SETIAP WAKTUNYA. TUHAN TAK PERNAH TERLAMBAT UNTUK MENYATAKAN KASIHNYA DALAM TIAP KEHIDUPAN MANUSIA... Biarlah KASIH itu tetap ada dalam hati manusia di Zaman dimana KASIH itu mulai tawar...sebagaimana TUHAN telah menolong keluarga itu tepat pada waktuNya..TUHAN juga telah mencelikan MATA HATI SAYA tepat pada waktuNYA.

"The Blind Eyes Have Cured The Blind Heart"

Kiranya kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi yang lainnya...GBU....

A Brand New Start...

"Sebuah langkah kecil akan menentukan tiap langkah besar berikutnya"...

Kita semua tahu, bahwa tanpa sebuah langkah yang kecil tentu tak akan pernah ada langkah-langkah besar selanjutnya. Sederhana memang. Namun terkadang kita tak pernah menyadari bahwa dasar dari segala sesuatu adalah sesuatu yang teramat sederhana.

Sebuah langkah kecil, untuk menempuh sebuah perjalanan panjang namun sangat singkat yang bernama KEHIDUPAN. Meskipun seringkali kita tak mau melangkah. Namun seiring dengan waktu yang berjalan maka mau tak mau kita tetap harus melangkah. Tingkat kerumitan dari tiap kejadian yang kita alami adalah berasal dari bagaimana kita memandang tiap langkah yang telah kita jalani. Ada yang memandang pesimis, optimis, atau apapun pandangan dari tiap pribadi.

Sebuah langkah yang telah kita lalui adalah berasal dari sebuah proses belajar. Dari bayi yang mulai merangkak, mulai belajar berjalan, hingga menjadi seorang anak yang kemudian belajar untuk berlari, hingga kelak kita mulai terus berlari sampai kemudian kita mendapat perhentian dari perjalanan hidup kita.

Dengan sebuah langkah kecil ini, kita menatap sebuah hari depan yang penuh harapan. Meski berat dan banyak tantangan, janganlah pernah berhenti untuk terus melangkah. Jatuh bangun yang akan dialami oleh seseorang sekali lagi adalah sebuah proses belajar.. Seorang pernah berkata, " Live for Nothing, Or Die For Something.". Sekalipun gagal dan gagal, teruslah melangkah maju dan jangan pernah berhenti sampai kita benar-benar tak bisa melangkah lagi.

-GOD Bless You All-